Selasa, 25 September 2007

Keberkahan Sahur

Rasulullah SAW bersabda, "Sahur adalah makanan berkah,
maka jangan kalian tinggalkan walaupun salah seorang
dari kalian hanya meneguk seteguk air, karena Allah dan
para malaikat bersalawat atas orang-orang yang
bersahur". (HR Ibnu Abu Syaibah dan Ahmad).

Penjelasan:
Ada dua kata kunci dalam hadis tersebut, yaitu sahur
dan keberkahan. Sahur adalah "ritual" menyantap makanan
saat menjelang fajar dan sebelum subuh bagi orang-orang
yang akan menunaikan ibadah shaum. Sahur termasuk salah
satu amalan sunnah yang dianjurkan (sunnah muakad).

Kata kedua adalah keberkahan. Apa yang dimaksud dengan keberkahan atau berkah? Menurut Ar-Raghib Al-Asfahanny berkah berarti tetapnya kebaikan Allah terhadap sesuatu. Ibnul Qayyim Al-Jauziyah mendefinisikan berkah sebagai kenikmatan atau tambahan. Berkah pun, masih menurut Ibnul Qayyim, mengandung hakikat sebagai kebaikan yang banyak dan terus menerus yang tidak berhak memiliki sifat tersebut kecuali Allah Tabaraka wa Ta'ala. Sedangkan Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin mengartikan berkah sebagai kebaikan yang banyak dan tetap.

Dari makna-makna tersebut kita dapat mengambil
kesimpulan bahwa berkah atau keberkahan adalah suatu
sifat yang di dalamnya mengandung kebaikan. Berkah bisa berkaitan dengan perbuatan atau ucapan, tempat, dan waktu. Sahur adalah perkara yang setidaknya mengandung dua keberkahan, yaitu keberkahan dalam hal perbuatan dan keberkahan dalam hal waktu pelaksanaan.

Berkaitan dengan keberkahan sahur sebagai perbuatan,
Rasulullah SAW bersabda: ''Dari Anas bin Malik RA
Rasulullah SAW bersabda, "Makan sahurlah kalian, karena
pada makan sahur itu terdapat keberkahan". Juga hadis
dari Ahmad dan An-Nasai, "Sesungguhnya dia (makan sahur)
adalah berkah yang diberikan Allah kepada kalian, maka
jangan kalian meninggalkannya".

Demikian utamanya sahur, sampai-sampai Rasul
menganjurkan kita untuk tidak meninggalkannya walau
hanya dengan seteguk air saja. "Jangan kalian tinggalkan
(sahur) walaupun salah seorang dari kalian hanya meneguk seteguk air, karena Allah dan para malaikat bersalawat atas orang-orang yang bersahur".

Berkaitan dengan waktu, keberkahan sahur terjadi karena dilakukan di sepertiga malam terakhir. Inilah waktu mustajabnya doa; saat Allah SWT "turun" ke bumi; dan saat orang-orang beriman biasa melakukan Qiyamul Lail (QS Al-Israa: 79). Bila dua keberkahan (perbuatan dan
waktu) menjadi satu, maka sangat rugi bila kita
mengabaikannya.

Lalu, bagaimana caranya agar sahur kita menjadi
maksimal? Intinya, kita harus menambah porsi zikir pada
saat sahur dibanding porsi makanan yang kita konsumsi.
Karena itu, sangat dianjurkan bila sebelum makan sahur
kita berwudhu terlebih dulu, shalat, berdoa, dan zikir.

Bukankah Rasul pernah bersabda, "Rabb kita Tabaraka wa
Ta'ala turun pada setiap malam ke langit dunia ketika
tersisa sepertiga malam terakhir. Allah berfirman:
'Siapa yang berdoa kepada-Ku, Aku akan mengabulkannya.
Siapa yang minta kepada-Ku, Aku akan memberinya, dan
siapa yang meminta ampun kepada-Ku, Aku akan
mengampuninya'." (HR Bukhari). Yang juga harus
diperhatikan, sahur bisa diakhirkan, jangan berlebihan,
dan setelah sahur jangan tidur lagi.
Wallahu a'lam bish-shawab.***
thanks to republika

Tidak ada komentar: